Kamu milanisti? Sudah tahu sejarah kepelatihan di acmilan? kalo lupa sedikit sejarah tentang acmilan bisa dilihat di postingan saya yang sebelumnya Sejarah singkat Acmilan.
nah sekarang saya bakal posting tentang Acmilan setelah kepergian pelatih Ariggo Sachi. Ariggo Sachi sendiri lahir di Furignano, italy pada tanggal 1 april 1946 dan pernah dua kali memenejeri acmilan yaitu pada tahun 1987-1991 dan 1996-1997.
nah sekarang saya bakal posting tentang Acmilan setelah kepergian pelatih Ariggo Sachi. Ariggo Sachi sendiri lahir di Furignano, italy pada tanggal 1 april 1946 dan pernah dua kali memenejeri acmilan yaitu pada tahun 1987-1991 dan 1996-1997.
Memang
begitu banyak prestasi yang diraih Acmilan saat masa pelaatih Arrigo Sacchi,
tapi ya mau gimana lagi gan sacchi akhirnya keluar dari Milan. Tapi setelah
Milan ganti pelatih Acmilan gak kurang sedikitpun ketajamannya.
Saat
Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih
Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The
Invicibles) dan tentunya The Dream Team. Dengan 58 pertandingan murni tanpa
satu pun kekalahan gan, mantap kan. Invicibli membuat tim impian di semua
sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik,
Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević,
Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Nah pada saat
dilatih Capello ini, Milan pernah loh singgah ke Indonesia dalam rangka tour
musiman ngelawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di
Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan
dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević
('17)('18), Gianluigi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27)('48)('58), Christian
Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).
Hmmm..
namun Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar
Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil
dan Milan selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk
mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, Milan memanggil kembali Arrigo Sacchi
untuk menggantikan Tabarez. Tapi gak kaya zaman sacchi dulu, Milan mendapatkan
tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Serie A, dipermalukan oleh Juventus
di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain
baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang
keras dan mengakhiri musim 1996-97 di peringkat kesebelas di Serie A.
Ujung-ujungnya
Sacchi digantikan lagi dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang
menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial
seperti Christian Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tapi
ya hasilnya sama aja gan capello gak bisa ngulang The Dream Team lagi. hasilnya
sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-98 mereka berakhir di peringkat
kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti
Sacchi, Capello dipecat.
Dalam
pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik
perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim
1997-98 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni
bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas
Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro
dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub
memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian
Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg,
Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban,
George Weah, Oliver Bierhoff.
Meskipun
sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan
seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker
Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga
Champions UEFA 1999-2000 ataupun Serie A. Milan keluar dari Liga Champions
lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua
kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi
sebuah tantangan bagi dua pesaing Scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus.
Pada
musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-01
setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions
dengan semangat tinggi, mengalahkan BeÅŸiktaÅŸ dari Turki dan raksasa Spanyol
Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas
dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara
serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara
teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Serie A dan 1-0 untuk
Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan
seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña dari
Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah
dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut
kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari,
yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah
kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota
Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan
di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini,
Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk
Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang
Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan
mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim
berakhir di tempat keenam.
Milan
memulai musim 2000-01 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain
bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke
putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo
Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin
Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala
(dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat
sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah
lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat
karena gagal memenuhi harapan direksi.
Tapi,
perjuangan Milan gak Cuma sampe situ gan ane bakal post kelanjutannya yaitu ACMILAN ERA PELATIH ANCELOTTI. Oke,
segitu aja dulu yang bisa ane share semoga bisa nambah wawsan agan-agan
milanisti newbie seperti saya.
Baca Juga:
No comments:
Post a Comment